COVID-19 merupakan spesies virus baru yang pertama kali ditemukan pada Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019. Update https://sultranow.com/ . Pernyataan Presiden Joko Widodo tersebut dua orang positif terinfeksi COVID-19 yang berdomisili di Depok. Kenapa COVID-19 mampu lolos ke Nusantara? Dapat dibilang rangka pemerintah untuk menangkal COVID-19 masuk di Indonesia terkesan serampangan.Kita ambil tiruan penanganan COVID-19 pada Hongkong yang memproklamasikan aturan yang cukup ketat untuk mereka penyebaran virus itu. Pihak Bandara Universal Hongkong melakukan ratifikasi wajib bagi segala pendatang dari berbagai negara. Para pendatang harus melewati thermo gun dan thermal scanner, memakai perisai, serta akan diberikan buku panduan tali air penanganan COVID-19. Selain itu, pihak imbalan setiap dua jam sekali akan menyisipkan desinfektan di pada setiap sudut ruangan. Tombol pada lift dan pegangan eskalator pun dibersihkan lebih acap daripada biasanya.Serupa dengan di Hongkong, Bandara Internasional Muara Lumpur menerapkan pencegahan yang ketat untuk pencegahan penyebaran COVID-19. Thermo gun dan Thermal scanner telah disiapkan oleh pihak bandara bagi para pendatang. Para penumpang yang datang daripada negara terjangkit COVID-19 juga akan mendapatkan brosur untuk menggunakan masker selama 14 hari di ruang publik.Kedua suri di atas adalah upaya yang cukup ampuh untuk menguji penyebaran COVID-19 karena jika terdapat penumpang yang terindikasi terpapar virus tersebut bakal diberi perlakuan khusus atau pun dipulangkan ke negaranya masing-masing.Berdasarkan data Pranata Pusat Statistik jumlah wisatawan yang menyerap ke wilayah Indonesia melalui 32 bandara internasional hingga bulan Januari 2020 sejumlah 796. 934 orang-orang. Namun tidak ada pencegahan yang ketat yang diberlakukan pihak bandara untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 ini. Kemudian sistem “kartu kuning” yang disediakan untuk penumpang jika tapak gejala sakit di 14 hari mula-mula namun malah diboyong pulang oleh karet penumpang. Lalu gimana mendeteksi penumpang yang mempunyai gejala terinfeksi? Kemudian ditemukannya fakta masuknya warga negara Tiongkok ke Indonesia pada 6 serta 8 Februari 2020 padahal per 5 Februari pemerintah sudah melarang masuknya penerbangan asal Tiongkok ke Indonesia. Sehingga, lemahnya pengawasan di bandara ini merupakan satu diantara indikasi penyebab masuknya virus tersebut di Indonesia.Setelah memilikinya update korban corona Indonesia yang dinyatakan positif terinfeksi pada 2 Maret 2020 lalu, pihak bandara barulah memberlakukan pengamatan ketat. Hal itu terkesan terlambat, mengenang setelahnya malah berlangsung peningkatan kasus penyebaran COVID-19 di Indonesia.Hingga tanggal 20 Maret 2020 jumlahnya pasien yang terjangkit COVID-19 terus keluar dengan cepat. Tren korban corona Nusantara hingga saat ini sudah berjumlah 34 orang2, dengan 1 orang pasien dinyatakan menyisih dan dua lainnya dinyatakan sembuh.