Jika kita berbicara soal pendidikan di Indonesia, kita bisa melihat daripada masa lalu mengenai perjalanan sejarah petunjuk di Indonesia dengan penuh perjuangan sampai sampai saat ini. Pra adanya pendidikan standar seperti sekarang, tuntunan Indonesia sudah turun di kalangan peguyuban tertentu berbasis spiritual karena menyangkut keyakinan kebanyakan masyarakat. Walaupun demikian, saat modernisasi sedari membawa arah petunjuk oleh para imigran dari luar yang membawa pengetahuan pertama. Namun secara sudah tidak asing lagi di masa kolonial masyarakat kita menyebrangi diskriminasi pendidikan modern. Karena itu, kira warga kolonial, anak negeri dianggap kelas rendah.Kita bisa tahu perjalanan sejarah pendidikan ini dimulai dalam masa kolonisasi di masa Portugis dalam susul bangsa Spanyol yang datang ke bumi Nusantara secara beberapa misi. rifqi fauzan misi untuk berdagang pada mulanya, tersebut juga mempunyai operasi untuk menyebarkan sumpah atau agama mayoritas bangsa Eropa sementara yaitu Nasrani. Khilaf seorang misionaris dinamakan Franciscus Xaverius menganggap bahwa untuk menyerukan luaskan agama mereka di tanah nusantara saat itu, sekolah-sekolah harus didirikan. Lantas pada tahun 1536 didirikanlah sekolah beserta basis agama buat anak-anak orang yang terkemuka.Seiring berakhirnya kekuasaan Portugis serta Spanyol di nusantara, bangsa Belanda sebagai salah satu bangsa Eropa yang menyebar ke seluruh dunia pun ikut andil di sejarah pendidikan dalam Indonesia. Mereka lantas mendirikan sekolah-sekolah nun paling banyak di lebih kurang Maluku untuk menaburkan pengaruhnya serta mengirim agama yang disebarluaskan oleh Portugis dan Spanyol. Di sekolah-sekolah tersebut para murid diajarkan membaca, menyalut, serta beribadah dengan diajarkan oleh jongos dari orang Belanda. Meskipun demikian basis bersekolah dengan agama tak sama baik dengan yang ada dalam Maluku. Namun tahun 1617 sekolah di Jakarta didirikan dalam menghasilkan tenaga-tenaga pemerintahan.Pada abad ke 20 puluh petunjuk di Indonesia telah meluas dengan memilikinya sekolah-sekolah yang di masa depan memerankan cikal bakal universitas-universitas tersohor Indonesia seperti UI dan ITB. Akan tetapi masih terbatas seharga untuk kalangan priyai saja. Adanya diskriminasi dalam aspek termasuk pendidikan, menimbulkan para pemikir-pemikir dari padang pribumi keluar pondok pesantren pendidikan Belanda untuk mengikuti ketidakadilan. Banyak tokoh-tokoh pemikir masa perjuangan yang berjuang dengan cara masing-masing dikategorikan memajukan pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara di Jogjakarta. Sesuatu itu berlanjut sampai masa penjajahan yang singkat sampai kemerdekaan.Upaya pendidikan dalam masa pemerintahan pasca kemerdekaan terus dilakukan oleh tiap tempo pemerintahan. Seperti merangsang sekolah-sekolah Belanda jadi Universitas yang masih eksis sebagai lokasi berkumpulnya para pemikir dan cendekiawan lalu hari ini. Cerita pendidikan di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari pengaruh golongan koloni dalam timbangan sekolah-sekolah meskipun tetap adanya diskriminasi. Hingga saat ini berbagai kekuatan masih terus dilakukan pemerintah dan sebelah terkait untuk membenarkan kualitas pendidikan Indonesia.